SURABAYA, Slentingan.com – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, mengalokasikan perhatiannya terhadap tingginya tingkat pengangguran di Kota Pahlawan.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim tahun 2022, persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Surabaya mencapai 7,62 persen.
Atau sekitar 200 ribu orang. Meskipun mengalami penurunan 2 persen dari dua tahun sebelumnya, angka TPT ini tetap menjadi perhatian serius.
Reni Astuti memandang bahwa pengentasan pengangguran berbasis smart city adalah solusi relevan mengingat Surabaya telah diakui sebagai smart city yang mengadopsi digitalisasi secara menyeluruh.
Menurutnya, digitalisasi harus dimanfaatkan secara optimal untuk menanggulangi masalah pengangguran.
Reni Astuti menyarankan agar Pemerintah Kota Surabaya membuat aplikasi khusus. Dengan aplikasi tersebut, lulusan SMA/SMK dan individu usia produktif dapat memasukkan data diri mereka.
Termasuk minat, bakat, kemampuan, dan lain sebagainya. Setiap lulusan SMA/SMK harus memiliki akun dan membuat profil pribadi di aplikasi ini.
Data yang terkumpul akan memungkinkan Pemerintah Kota untuk mengarahkan mereka ke jalur yang tepat, memberikan informasi tentang pelatihan, workshop, atau seminar sesuai minat dan bakat masing-masing.
Dengan pendekatan ini, warga tidak perlu lagi melaporkan masalah pengangguran ke tingkat kelurahan atau kecamatan.
Aplikasi dengan data yang terintegrasi akan memudahkan Pemerintah Kota dalam memasarkan lowongan kerja dan memberikan pelatihan kepada individu sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Selain itu, data ini juga akan mempermudah Pemerintah Kota dalam merancang program atau kebijakan untuk warga, khususnya mereka yang berusia produktif.
Hal ini akan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja dan secara signifikan mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Surabaya. (hum/cak)