SURABAYA, Slentingan.com – Pasca menggelar kopi darat khusus (Kopdarsus) bersama para pelajar dari berbagai SMA/SMK Negeri dan Swasta se-Surabaya, Sabtu malam, 25 Mei 2024 lalu, komunitas Pelajar Solidaritas Indonesia (PSI), menemui Bro Richard.
Perwakilan pelajar SMA/K di Surabaya ini menemui Bro Richard untuk menyerahkan dukungan berlokasi di GIOI Tunjungan Plasa 5, Embong Malang, Selasa sore, 28 Mei 2024. Mereka menemui Bro Richard untuk mau didorong maju dalam Pilkada Surabaya 2024 mmendatang.
“Kami siap bekerja keras demi mendukung Bro Richard. Untuk saat ini, kami mendorong Bro Richard untuk mau dalam Pilkada Surabaya nanti. Entah wali kota atau wakil wali kota, kita siap untuk memenangkannya,” tegas Dion Marcellino, Ketua Pelajar Solidaritas Indonesia kepada sejumlah awak media.
Dion mengakui, bahwa ada alasan yang cukup krusial kenapa para pemilih pemula ini menjatuhkan dukungannya kepada Bro Richard. Ia menilai, Bro Richard merupakan representasi anak muda yang profesional (Advokat), intektual, dan memahami situasi kekinian Gen Z dan Milenial.
“Saya melihat Bro Richard mampu mewakili apa yang diinginkan anak muda saat ini. Kami merasa yakin, Bro Richard bisa mewujudkan impian arek-arek Surabaya. Dimana sebagai kota metropolitan Surabaya harus menjadi contoh dalam segala sektor, terutama dalam bidang teknologi dan kebudayaan,” sambung pelajar asal SMA Negeri 21 Surabaya ini.
Masih kata Dion, mereka ingin Surabaya memiliki Techno and Culture Centre. Hal ini sebagai wadah untuk meningkatkan kesiapan anak muda di dunia digital, artificial intelegensia (AI) , block chain, web3, serta kebudayaan agar tidak kehilangan jati diri sebagai anak bangsa.
Sementara itu, Richard Handiwiyanto mengaku kaget dengan semangat anak-anak muda ini. Di usia yang masih sangat muda, para pelajar di Surabaya ini memiliki visi misi besar. Ia pun berharap ke depan bisa terus bersinergi dalam menghadapi tantangan masa depan.
Terkait dorongan dari komunitas PSI untuk maju di Pilkada Surabaya, Bro Richard juga mengaku siap menghibahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk Kota Surabaya.
“Saya ucapkan terimakasih. Dari sini kita bisa bertukar pikiran dan membuka wawasan. Ini juga menjadi masukan saya untuk ke depannya, dan InsyaAllah bisa direstui. Kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama dan bersama-sama menghadapi tantangan ke depan,” tegasnya.
Disinggung kendaraan politik apa yang nantinya digunakan, Bro Richard mengakui baru berkomunikasi dengan satu partai politik.
“Nanti mungkin ada silaturrahmi ke sejumlah partai, tapi belum kita pastikan jadwalnya,” ungkapnya.
Di sisi lain, Eri Cahyadi yang kabarnya juga bakal kembali maju dinilai PSI tidak sesuai harapan. Selain prestasinya tertinggal jauh dari Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Eri yang saat itu digadang-gadang sebagai penerus Walikota terdahulu Tri Rismaharini ternyata tidak mampu menandinginya.
Saat ini, lanjut Dion, kondisi kota terlihat berbeda, beberapa titik taman yang dulunya cantik terlihat mengering. Kondisi ini terlihat di area Jalan Diponegoro hingga Arjuna. Bahkan taman area Taman Bungkul juga tak seindah era Tri Rismaharini.
Fakta ini membuat banyak masyarakat kecewa, harapan untuk seimbang dengan Risma masih belum bisa, meski jika melihat layar belakang Eri Cahyadi hampir sama dengan Risma yang berasal dari Bappeko Surabaya.
“Di zaman Ibu Risma Surabaya ini bersih. Kita nginjak rumput di Taman Bungkul aja sudah dimarahin. Sekarang kayak dibiarin aja. Ini kan penurunan performa,” pungkas Dion. HUM/GIT