SURABAYA, Slentingan.com – Siapa yang tak kenal dengan Wakil Wali Kota Surabaya, Ir Armuji MH. Gaya kepemimpinan yang suka blusukan membela kepentingan rakyat, lalu diunggah ke media sosial (medsos), rupanya banyak membuat masyarakat ingin tahu.
Tak jarang, gayanya itu harus membuat orang yang tidak suka atau ‘tersenggol’, protes. Seperti baru-baru ini. Cak Ji–begitu biasa disapa didemo warga karena cara kerjanya yang terkesan loss.
Namun, tak sedikit yang penasaran dengan gaya Cak Ji. Seperti mahasiswa program PhD Communication University Utara Malaysia (UUM), yang ingin bertemu dengan bapake Arek-Arek Surabaya ini dengan jauh-jauh datang dari negeri seberang, Jiran, Malaysia. Rencananya, mereka akan berkunjung ke Surabaya pada pekan depan untuk bertemu wakil rakyat yang sudah menjabat 5 periode berturut-turut ini.
Ditemui sepulang dari ibadah umroh, Cak Ji membenarkannya. Menurutnya, ada beberapa hal yang akan dibahas bersama para mahasiswa itu. Di antaranya digitalisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan politik.
Rencananya, mantan Ketua DPRD Surabaya selama dua periode ini akan berbagi pengalaman yang akan diangkat sebagai bahan kajian akademis maupun riset.
“Saya mendapatkan pesan dari kawan-kawan UUM yang mengamati media sosial saya untuk diangkat sebagai obyek riset. Mereka bilang suka dengan cara kerja saya di sosial media,” kata Cak Ji mengawali perbincangannya dengan santai.
Ia menjelaskan, gaya bermedsos juga disesuaikan dengan kondisi dan waktu. Yakni bisa menempatkan pada posisi yang pas dan tidak mengada-ada. Tujuannya, agar yang melihat medsosnya betul-betul diajak pada kondisi yang sebenarnya, bukan rekayasa.
“Misalnya dari hari Senin-Jumat kerja serius, sedangkan Sabtu-Minggu kan tidak harus diisi dengan kerja terus. Itu cara kerja yang merakyat bagi saya,” kata Cak Ji menambahkan.
Politisi senior PDI Perjuangan tersebut mengaku senang karena cara kerjanya dapat berkontribusi di era digital. Ia juga menyampaikan, bahwa media sosial memiliki peran penting dalam komunikasi pembangunan.
Sebab bisa memberikan kontribusi positif dan menstimulus partisipasi masyarakat dalam program Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya.
“Tidak mungkin kita door to door memberitahu warga program pemerintah. Karena itu, di samping mengandalkan aparatur sipil negara, kita juga harus mampu berinovasi menggunakan medsos untuk menunjang komunikasi pembangunan,” beber mantan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya era Ketua DPC PDI-P Whisnu Sakti Buana.
Ia mencontohkan pada 31 Agustus 2022 lalu saat menyosialisasikan melalui medsos soal normalisasi yang dilakukan di wilayah Pabean Cantian terhadap bangunan liar yang berdiri di atas saluran.
Kemudian pada 6 Juni 2022, saat sidak di Kalisumo yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembersihan saluran.
“Justru dari kita sering turun, maka kita akan tahu bahwa permasalahan selalu ada. Itu untuk memotivasi kita agar bekerja lebih baik,” lanjutnya.
Armuji juga menegaskan, bahwa ia tetap melanjutkan tugasnya sebagai Wakil Wali Kota, yakni turun saat mendapatkan pengaduan warga sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada warga Surabaya.
“Media sosial harus digunakan secara terukur untuk memberikan informasi yang edukatif bagi warga masyarakat. Kalau pada akhirnya ada yang protes, itu sebagai konsekuensi kita. Kan tidak selalu orang itu suka dengan apa yang kita lakukan,” pungkas bapak 3 anak dan 1 cucu ini (GIT/NIK)