SURABAYA, Slentingan.com – Persolaan rumah tidak layak huni (rutilahu), menjadi perhatian serius kalangan DPRD Kota Surabaya. Masalahnya, banyak laporan kondisi rutilahu yang tidak sesegera mungkin ditangani oleh Pemkot Surabaya.
Hal itu, membuat Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti, turun langsung ke lapangan pasca mendapatkan laporan warga di Jalan Kaliasin 2/38, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, yang sudah tak layak untuk dihuni.
“Tentunya kami meminta pemerintah kota untuk gerak cepat dalam menangani program Rutilahu. Jangan sampai rumah-rumah yang butuh penanganan itu roboh sebelum ditangani,” ujar politi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) usai turun ke lokasi rutilahu, Jumat, 17 Mei 2024.
Di lokasi tersebut, Reni melihat langsung lokasi rumah milik Ibu Ely (64), yang saat ini bersama anaknya tersebut. Iaenyakaikan sendiri berapa kondisi atap rumah sudah banyak yang berlubang dan lapuk.
“Melhat kondisi rumahnya tadi, sangat darurat. Harus segera diperbaiki, khawatir roboh. Tentunya kita tidak ingin Kota Surabaya ada warga kurang mampu yang rumahnya roboh lantaran butuh perbaikan tempat tinggal,” ujar Reni.
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki tanggungjawab dalam memperhatikan kesejahteraan warga. Salah satunya adalah terkait dengan kebutuhan tempat tinggal.
Pihaknya memastikan bahwa DPRD akan terus mendorong Pemkot Surabaya dalam memperhatikan masyarakatnya. Sebab, tambah dia, pemkot sudah memiliki alokasi anggaran bagi perbaikan rutilahu.
“DPRD terus mendorong agar pemerintah kota dapat memberikan solusi dan jalan keluar terbaik. Pasti bisa, terkait anggaran itu bisa dicarikan apakah nantinya melalui APBD atau lewat BAZNAS maupun dana-dana sosial lainnya seperti juga dari CSR,” paparnya.
Usai meninjau lokasi rutilahu, dalam rangka mengawal aspirasi masyarakat hingga tuntas, Reni juga mendatangi kantor Kecamatan Tegalsari untuk memastikan usulan dapat segera ditindaklanjuti.
Dalam keterangannya, Reni mengingatkan agar warga yang kurang mampu tersebut tidak lagi dibebani perihal urusan bongkar rumah karena secara ekonomi kondisinya sudah sulit untuk menyewa tukang. Sehingga bila diperlukan dapat diperbantukan oleh petugas perlindungan masyarakat (linmas).
“Kita sampaikan agar persoalan ini segera dilakukan tindak lanjut. Jadi pihak kecamatan melakukan cek ke kelurahan terkait pengajuan dan alokasi bantuan melalui saluran apa, nah lalu kapan itu bakal terlaksananya, jangan nunggu roboh,” tegas caleg terpilih DPR RI periode 2024-2029 ini.
Sementara itu, pemilik rumah, Elly menyampaikan bahwa ketika hujan para penghuni rumah pun harus pindah tempat dan terkadang tidak tidur lantaran kondisi yang tidak memungkinkan untuk beristirahat lantaran atap rumah bocor serta air meluber dari bawah rumah.
“Kendalanya itu kalau bongkar sendiri nggak bisa, uang nggak ada. Ya semoga bisa diperbaiki dan nggak sampe ambruk gitu,” harap ibu rumah tangga ini.
Sebagai informasi, Pemkot Surabaya telah mengalokasikan terkait kebutuhan prioritas bagi keluarga miskin perihal program ‘Dandan Omah’ atau Rutilahu dengan sebanyak 1500 rumah akan dilakukan perbaikan pada tahun 2024 ini. BOY/GIT