SURABAYA, Slentingan.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong para pegawai untuk membuat proposal inovasi visi misi pembangunan sebagai syarat untuk mengikuti seleksi para pegawai untuk naik jabatan. Peluang ini telah dibuka sejak awal Januari 2025.
Sejauh ini, Wali Kota Eri telah menerima lebih dari 50 proposal dari berbagai kalangan, mulai dari tenaga kesehatan yang ingin menjadi Kepala Seksi (Kasi) di kecamatan hingga Lurah yang ingin menjadi Camat.
“Ada yang ingin dari tenaga kesehatan (nakes) ingin jadi kepala seksi (kasi) kecamatan, ada yang dari puskesmas ingin pindah ke kelurahan, ada juga lurah yang ingin jadi camat, akeh (banyak), yang ingin jadi kepala dinas juga ada,” ujar Wali Kota Eri.
Syarat untuk mengikuti seleksi ini tidaklah mudah. Calon peserta harus memiliki kualifikasi pendidikan dan jabatan yang sesuai dengan aturan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Misalnya, untuk menjadi Kasi di kecamatan, minimal harus memiliki ijazah D4 atau S1. Sedangkan untuk menjadi Kepala Dinas, minimal pendidikan akhir harus S1 atau S2.
“Karena itu sudah aturannya Badan Kepegawaian Negara (BKN), kalau kita melanggar aturan itu nggak boleh. Lalu minimal haru (jabatan) IIID kalau ingin jadi Kabid, satu pangkat di bawahnya IIIC, nah aturan itu juga tidak boleh dilewati,” tegas Wali Kota Eri.
Selain itu, calon peserta juga tidak bisa langsung naik jabatan dari staf ke Kabid. Mereka harus melalui beberapa jenjang jabatan, seperti menjadi Subkoordinator terlebih dahulu.
Pengumpulan terakhir proposal inovasi pembangunan dijadwalkan pada Februari 2025. Setelah terkumpul, para pelamar akan memaparkan program-program yang telah dicantumkan dalam proposal mereka. Penilaian akan dilakukan oleh Wali Kota Eri bersama Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) serta tim ahli dari perguruan tinggi. Rencananya, pemaparan proposal akan dimulai pada Maret 2025.
“Makanya nanti dari proposal itu akan dia (pelamar) sampaikan, agar setiap orang menjabat itu memiliki visi, kalau dia memiliki visi kan menjadikan itu tujuan. Contoh, saya melamar sebagai Kabid Perizinan, nah itu akan membuat janji menjadi perizinan itu tidak ada yang terlambat, dan tidak membuat orang bingung. Ketika sudah berjanji seperti itu, maka harus ada catatan di bawahnya, jika ada (perizinan) yang terlambat siap mengundurkan diri, jadi masyarakat bisa menilai,” papar Wali Kota Eri.
Pemaparan proposal akan dilakukan secara terbuka agar masyarakat dapat mengikuti proses seleksi dengan transparan.
“Jadi sehari itu kan langsung, misal sehari seleksi kasi, besoknya subkoord, kemudian besoknya lagi kabid,” pungkas Wali Kota Eri. HUM/BOY