MOJOKERTO, Slentingan.com – Dalam semangat perayaan Iduladha 1446 Hijriah, Lapas Kelas II-B Mojokerto, Kanwil Ditjen Pemasyarakatan, menyelenggarakan kegiatan unik bertajuk “Nyate Bareng Warga Binaan”, Sabtu, 7 Juni 2025.
Acara ini berlangsung mulai pukul 10.30 hingga 13.00 WIB, dan dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur, Kadiyono, bersama Ketua DPRD Kabupaten dan Kota Mojokerto.
Kegiatan ini menjadi momentum spesial bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk merasakan hangatnya perayaan Idul Adha meski berada di balik tembok penjara.
Suasana kekeluargaan dan kebersamaan begitu terasa saat para tamu dan warga binaan terlibat langsung dalam proses pembakaran sate secara gotong royong.
Dalam sambutannya, Kakanwil Ditjenpas Jawa Timur, Kadiyono, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan pemasyarakatan yang humanis.
“Kegiatan ini menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang menjadikan Lapas Kelas II-B Mojokerto selalu aman dan kondusif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kadiyono menegaskan pentingnya memberikan ruang dan kesempatan kepada seluruh WBP untuk tetap merayakan hari besar keagamaan.
Ia menekankan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari prinsip non-diskriminasi dalam perlakuan terhadap seluruh warga binaan, tanpa melihat latar belakang apapun.
“Warga binaan harus punya tekad bersama untuk menjadi lebih baik dan bersama-sama menjaga keamanan serta lingkungan Lapas,” pesan Kakanwil dengan tegas.
Ia berharap momen seperti ini dapat memperkuat tekad para warga binaan untuk berproses menuju perubahan positif.
Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari para pemangku kepentingan daerah. Ketua DPRD Kota Mojokerto dan Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh program-program pembinaan yang dilaksanakan oleh Lapas Kelas II-B Mojokerto.
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga pemasyarakatan ini menjadi bukti kuat bahwa pembinaan terhadap warga binaan bukan hanya menjadi tanggung jawab institusi semata, tetapi juga masyarakat luas. Sinergi yang terbangun diharapkan dapat mempercepat proses reintegrasi sosial bagi para narapidana.
Perayaan Iduladha di Lapas Mojokerto tahun ini bukan sekadar seremoni keagamaan, melainkan juga sarana untuk menguatkan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan semangat gotong royong.
“Inilah makna Iduladha yang sesungguhnya,” pungkas Kadiyono.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan Lapas Kelas II-B Mojokerto semakin menjadi tempat pembinaan yang tidak hanya menekankan pada pengamanan, namun juga pada pendekatan sosial, psikologis, dan spiritual demi pemulihan pribadi warga binaan. HUM/NIK