JAKARTA, Slentingan.com – Informasi mengenai serangan siber viral terbaru, dimana seorang threat actor yang dikenal sebagai Jimbo berhasil membobol data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menjualnya.
KPU segera mengambil langkah koordinatif dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menanggapi situasi tersebut.
Sebuah akun di media sosial X mengungkapkan dalam cuitannya bahwa Jimbo, sang threat actor, menjual data KPU dengan harga 2 BTC (bitcoin), setara dengan Rp 571.559.477 per BTC.
Data yang bocor mencakup informasi dari dua ratusan juta data personel, termasuk NIK, NKK, nomor KTP, TPS, e-KTP, jenis kelamin, dan tanggal lahir. Data ini juga melibatkan informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
KPU segera berkoordinasi dengan BSSN untuk menindaklanjuti informasi tersebut. Proses penelusuran kebocoran masih dalam tahap aktif, dan Anggota KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menyatakan bahwa mereka saat ini meminta bantuan dari satgas cyber yang dikelola oleh BSSN.
“Kami sedang berkoordinasi dengan BSSN. Proses penelusuran masih berlangsung, dan kita sedang mencrosscheck informasi tersebut,” kata Betty Epsilon Idroos di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 28 November 2023.
Meskipun KPU telah mengetahui adanya kebocoran data, Betty belum dapat memastikan apakah data tersebut berasal dari gudang data lembaga penyelenggara Pemilu atau sumber lainnya.
“Kami sedang menelusuri lebih lanjut, termasuk bentuk dan asal usul data tersebut. Semua sedang dalam proses pengecekan yang cermat,” tambahnya. (cak/raz)