SURABAYA, Slentingan.com – Sembilan sumur warga sekitar pembangunan terowongan penghubung Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), dilaporkan mengering.
Diduga pemicunya adalah pembangunan TIJ. Akibat dampak serius ini, warga melaporkan ke DPRD Surabaya. Selain sumur mengering, kualitas air menurun hingga memicu bau tak sedap.
Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya, Alif Iman Waluyo, mendesak kontraktor dan dinas terkait untuk segera bertindak. Ia menegaskan pentingnya perhatian terhadap warga terdampak, terutama mereka yang kehilangan akses air bersih.
“Kami meminta kontraktor dan dinas terkait agar lebih peduli terhadap dampak yang dialami masyarakat. Kekeringan sumur akibat pemasangan sheet pile support (SPS) ini harus segera diatasi,” kata Alif , Selasa, 12 November 2024.
Sebagai solusi sementara, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya menyatakan kesiapannya untuk memasok air bersih kepada warga terdampak hingga permasalahan teratasi.
“PDAM telah menyanggupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga selama sumur mereka belum berfungsi kembali,” ungkap politisi muda dari Partai Gerindra.
Selain masalah air, beberapa rumah warga di sekitar proyek dilaporkan mengalami keretakan akibat aktivitas konstruksi. Pihak kontraktor menyatakan bersedia memberikan kompensasi kepada pemilik rumah dalam radius 50 meter dari area proyek. Namun, Alif menekankan perlunya langkah pencegahan agar dampak tidak semakin meluas.
“Kami berharap kontraktor tidak hanya mengganti kerugian, tetapi juga mengambil langkah pencegahan agar dampaknya tidak semakin besar,” tambah Alif.
Ia juga mendorong kontraktor untuk segera menawarkan solusi jangka pendek bagi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Alif menegaskan bahwa proyek pembangunan tidak boleh mengorbankan kesejahteraan dan kenyamanan warga sekitar.
“Dibutuhkan tindakan segera agar warga dapat kembali menikmati air bersih tanpa harus menunggu terlalu lama,” tegasnya.
Komisi C DPRD Surabaya berkomitmen untuk terus memantau perkembangan penanganan masalah ini. Mereka memastikan bahwa kontraktor dan dinas terkait bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan proyek tersebut.
“Warga berharap solusi segera diterapkan agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan nyaman dan tanpa gangguan dari proyek besar ini,” pungkas Alif. HUM/GIT