SURABAYA, Slentingan.com – Aksi besar bertajuk “Rakyat Jatim Menggugat” yang rencananya digelar pada 3 September 2025 resmi dibatalkan. Keputusan ini diambil langsung oleh inisiator aksi, Muhammad Sholeh, menyusul kondisi Jawa Timur yang dinilai belum kondusif pasca-kerusuhan di Surabaya.
“Kalau ini dipaksakan tanggal 3 September, justru akan membuat masyarakat takut, khususnya warga Surabaya,” ujar Sholeh saat menutup Posko Penggalangan Dana di Taman Apsari Surabaya, Senin (1/9/2025).
Surabaya Mencekam Tiga Hari
Sebagaimana diketahui, Surabaya diguncang kerusuhan selama tiga hari berturut-turut, 29–31 Agustus 2025. Aksi yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi perusakan, pembakaran, hingga penjarahan di sejumlah titik.
Sholeh menegaskan, pihaknya tidak ingin unjuk rasa yang seharusnya menyuarakan aspirasi rakyat kembali berubah menjadi aksi anarkis.
“Dalam beberapa hari ini, aksi-aksi damai sudah bergeser menjadi tindakan brutal. Karena itu kami nilai situasi belum aman untuk melanjutkan rencana demo,” tegasnya.
Posko Dibongkar, Logistik Diamankan
Imbas dari penundaan ini, Posko Penggalangan Dana di Taman Apsari dibongkar total. Sholeh mengaku tidak bisa memastikan kapan posko akan kembali dibuka.
“Mulai malam ini posko kita tutup. Kardus air mineral yang lebih dari 500 masih kita amankan untuk aksi berikutnya jika situasi memungkinkan,” ungkapnya.
3 Tuntutan Besar yang Tertunda
Dalam aksi yang batal itu, terdapat tiga tuntutan utama:
- Penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.
- Pengusutan dugaan korupsi dana hibah bernilai triliunan rupiah yang menyeret nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
- Penghapusan segala bentuk pungutan liar (pungli) di sekolah SMA/SMK di Jawa Timur.
Sholeh menegaskan, meski aksi ditunda, aspirasi tidak akan padam. Ia memastikan tuntutan rakyat Jawa Timur tetap akan diperjuangkan dengan cara-cara konstitusional dan damai. HUM/BAD