Bekasi – Polisi menggeledah rumah tersangka teroris, Dananjaya Erbening (28) di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Blok B7, RT 7, RW 27, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Dalam rumah tersebut, polisi menemukan 18 pucuk senjata api dari berbagai jenis, bendera ISIS, dan pakaian TNI.
Bendahara RT 07, Agung yang mendampingi polisi saat penggeledahan menceritakan, pengalaman menegangkan yang ia alami. Ia mengaku kaget dan takut saat melihat banyak senjata api di rumah tersangka.
“Kalau untuk senjata laras panjang kurang lebih 5, kalau yang pistolnya lumayan banyak, komplit, sangkur, rompi anti peluru, pelurunya, baju TNI, celana TNI, kaos,” kata Agung, Senin (14/8) malam.
Agung mengatakan, saat penggeledahan berlangsung, tersangka Dananjaya tidak berada di TKP. Polisi berkomunikasi dengan tersangka melalui video call untuk mengetahui lokasi penyimpanan senjata api dan benda lainnya.
“Sembari geledah, yang menggeledah itu (polisi) video call mas Danan. Jadi ditunjukkin gitu barangnya di mana,” ujarnya.
Agung menambahkan, ia sudah mengetahui rencana penggeledahan sejak dua pekan lalu. Saat itu, ada dua orang intel yang menanyakan tentang identitas dan keberadaan tersangka.
“Pertama kan ada dua orang ke sini, ditunjukkan itu foto, oh iya benar orangnya (tersangka). Begitu beberapa hari kemudian dia cerita katanya orang ini (tersangka) TO, kita nggak tahu TO-nya apa,” ucapnya.
Sejak saat itu, beberapa intel sering terlihat berada di sekitar TKP untuk melakukan pengintaian. Agung pun diminta untuk memberikan izin kepada intel untuk standby di pos RT.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto yang datang langsung ke TKP mengatakan, senjata api yang ditemukan di rumah tersangka sangat berbahaya. Ia juga menyebut, tersangka merupakan bagian dari jaringan terorisme yang berafiliasi dengan ISIS.
“Masih dihitung 18. Masih campuran ada yang air gun dan menjadi senjata api, yang pabrikan juga ada. Saya juga lihat bendera ISIS di sini,” kata Karyoto.
Karyoto menyerahkan kasus ini kepada Tim Densus 88 untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ia enggan memberikan keterangan lebih detail tentang jaringan terorisme yang terlibat.
“Bisa Densus aja nanti yang lebih detail menerangkan dari Mabes Polri,” ungkapnya.(HUM/BAD)