SURABAYA, Slentingan.com – DPRD Surabaya menagih janji Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang ingin merevitalisasi gedung Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).
Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony mengatakan, belum terealisasinya rencana revitalisasi gedung THR dan TRS menunjukkan ketidakseriusan pemkot.
Terlebih, di sisi lain masyarakat menunggu kebangkitan gedung budaya dan taman bermain yang punya nilai sejarah tersebut.
“Harapan kita semua bisa terealisasi, jangan sampai ditelantarkan seperti itu, kita malu sama masyarakat kalau ada lahan atau aset yang tidak termanfaatkan dengan baik,” kata Thony, Senin, 29 Januari 2024.
Thony menyampaikan, bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, pemkot sudah menggandeng salah satu investor dalam pengembangan THR dan TRS.
Namun demikian hingga penghujung Januari 2024 belum ada aksi atau kelanjutan dari kabar tersebut. Pihaknya lantas bertanya-tanya.
“Kita sejauh ini sudah pernah dengar dari pemkot bahwa ada kerja sama. Informasinya sudah deal sama investor dari Yogyakarta. Tapi kok sampai sekarang belum terealisasi, apa benar ada kerja sama itu,” cetus politisi Gerindra ini.
AH Thony berharap, revitalisasi THR dan TRS tak sekadar wacana. Akan tetapi benar-benar terlaksana. Pihaknya mendorong gedung yang memiliki nilai sejarah itu menjadi pusat kemajuan kebudayaan di Surabaya. Bisa dipakai untuk pusat kajian seni dan budaya. Jadi gedung yang produktif dan edukatif.
“Harapan kita, THR dan TRS kembali dibangkitkan dalam kerangka kemajuan kebudayaan. Kalau betul-betul ada (investor), maka segera dikerjakan. Kalau tidak ada ya kita maksimalkan potensi yang ada. Libatkan komunitas dan masyarakat, kita fungsikan sama-sama,” tutur Thony.
Memang, kata dia, jika diurus secara mandiri tak akan berdampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Lain hal bila disewa oleh investor. Tetapi positifnya Surabaya memiliki opsi gedung seni dan budaya. Masyarakat tentu bangga sekaligus memanfaatkan gedung tersebut dengan maksimal.
“Namun kalau jadi disewa, harapan kita aset-aset yang sudah dibangun seperti sarana olahraga berupa kolam renang itu dipertahankan atau diganti rugi sama investor. Sebab saat dulu membangun kolam renang itu kan butuh biaya yang tidak sedikit. Jadi pemkot harus membaca situasi ini juga,” tandas Thony. (cak/raz)