JAKARTA, Slentingan.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengungkapkan keprihatinan terhadap fenomena umrah backpacker yang semakin populer. Beliau menyoroti tingginya risiko yang dihadapi oleh jemaah yang melakukan perjalanan semacam itu.
Pernyataan Gus Yaqut ini dipicu oleh pernyataan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Ace menyampaikan bahwa umrah backpacker, jika tidak diatur dengan baik, bisa menjadi masalah serius di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa jemaah yang menggunakan jasa umrah saja sering menghadapi kesulitan, apalagi jika mereka bepergian sendirian.
“Dalam pandangan saya, umrah backpacker jika tidak diatur dengan kontrol yang ketat bisa menjadi masalah besar ke depannya, mengapa?” ujar Ace dalam Rapat Kerja (Raker) Kemenag dengan Komisi VIII DPR RI pada Senin, 18 Maret 2024.
“Menurut saya, ini bukan sekadar perjalanan wisata biasa. Umrah adalah ibadah yang sangat penting, terutama bagi mereka yang pertama kali ke Arab Saudi. Mereka membutuhkan bimbingan yang tepat,” tambahnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Gus Yaqut menyatakan bahwa Kemenag selalu berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada jemaah yang melakukan umrah. Beliau mengakui bahwa masih ada modus tertentu yang dapat merugikan jemaah dalam perjalanan umrah.
“Kami selalu ingin memberikan perlindungan kepada jemaah umrah. Masalahnya, masih ada modus yang dapat merugikan, seperti penggunaan umrah sebagai cara untuk menghindari antrean panjang atau bahkan mencari pekerjaan di Arab Saudi dengan cara yang tidak benar,” ujar Yaqut.
Ia juga menyebut bahwa Kemenag telah berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi untuk mengantisipasi masalah ini. Gus Yaqut menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut terkait fenomena umrah backpacker ini.
“Kami sudah berbicara dengan Kementerian Haji Arab Saudi. Saya juga sudah bertemu dengan Dubes Saudi untuk Indonesia untuk membahas secara teknis bagaimana mengatasi masalah-masalah yang muncul terkait umrah backpacker,” kata dia.
“Kami akan terus mengkoordinasikan tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan baik karena kami menyadari bahwa umrah merupakan bagian dari bisnis atau perjalanan dengan risiko tinggi,” pungkas Gus Yaqut. (cak/raz)