SURABAYA, Slentingan.com – Dihapusnya anggaran pengadaan CCTV dalam pokok pikiran (pokir) anggota dewan maupun Sistem Informasi Perencanaan Daerah (SIPD) menjadi perhatian DPRD Surabaya.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Bagus Yona Widyatmoko, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meninjau kembali kebijakan penghapusan anggaran pengadaan kamera pengawas (CCTV) tersebut.
Upaya ini dilakukan menyusul maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan keresahan masyarakat terkait isu penculikan anak yang belakangan ini mencuat.
Menurutnya, CCTV telah terbukti menjadi instrumen keamanan yang efektif dalam menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dipantau secara langsung oleh petugas maupun warga.
“Ajak perangi curanmor, tapi kok di pokir gak ada CCTV? dan CCTV gak masuk di SIPD. Padahal CCTV terbukti sebagai salah satu instrumen keamanan yang cukup efektif, meng-cover wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh petugas atau warga secara langsung,” ujar politisi Partai Gerindra ini, Senin, 14 April 2025.
Lebih lanjut, Yona menekankan bahwa CCTV bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan sebuah instrumen strategis yang seharusnya tidak hanya dipertahankan keberadaannya, tetapi juga diperluas jangkauannya.
Ia menilai, keberadaan CCTV dapat memperkuat sistem keamanan yang telah dibangun oleh warga, terutama dalam situasi saat ini di mana ancaman curanmor dan isu penculikan anak menjadi perhatian utama.
“Apalagi sekarang sedang marak-maraknya curanmor dan penculikan anak. Jika instrumen warga seperti portal dan pos kamling diaktifkan, lalu CCTV juga lengkap, maka keamanan kampung-kampung di Surabaya insyaAllah bisa terjaga,” tegasnya.
Sebagai contoh konkret, Yona membagikan pengalamannya membantu warga di beberapa kawasan Surabaya Barat dalam pemasangan CCTV secara swadaya. Ia menilai inisiatif tersebut cukup berhasil dalam menekan angka kriminalitas, bahkan untuk kasus-kasus kecil seperti pencurian sandal di masjid.
“Saya membantu CCTV warga di beberapa wilayah di Surabaya Barat. Terbukti cukup efektif, bahkan dapat mengidentifikasi maling sandal di masjid,” ungkap Yona.
Melihat urgensi situasi keamanan saat ini, Yona berharap Pemkot Surabaya dapat mempertimbangkan kembali kebijakan penghapusan anggaran CCTV.
Ia menekankan bahwa jika Pemkot memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi warganya, maka sinergi antara upaya pengamanan berbasis masyarakat dan pemanfaatan teknologi pengawasan seperti CCTV adalah sebuah keniscayaan.
“Kalau kita ingin keamanan Surabaya terjaga, maka pendekatannya harus menyeluruh. Jangan setengah-setengah. Sinergi warga, aparat, dan teknologi harus diperkuat, bukan dikurangi,” pungkasnya. HUM/BOY