SURABAYA, Slentingan.com – Tepat satu tahun sejak meletusnya Gunung Semeru pada tahun 2021 silam, status Gunung Semeru kini ditingkatkan dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Minggu (04/12/2022).
Pada Senin (05/12/2022), petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Mukdas Sofian, menyebut terjadi hampir 30 kali letusan atau erupsi pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB.
Dilansir dari BBC, telah ada lebih dari 2.000 warga mengungsi. PVMBG meminta masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Mereka yang mengungsi berharap agar tempat pengungsian bisa lebih jauh jaraknya dengan lokasi erupsi. Hal ini dikarenakan guguran awan panas dan aliran lahar terlalu dekat. Masyarakat juga meminta agar lebih di dekatkan dengan sungai.
“Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul 12.00 WIB hari ini,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam keterangan kepada para wartawan.
Di samping itu, masyarakat diharapkan agar mewaspadai guguran awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.Tepat setahun lalu, Gunung Semeru juga meletus menewaskan lebih 50 orang sementara ribuan rumah rusak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memfasilitasi sebanyak 2.219 jiwa di pengungsian akibat erupsi disertai lungsuran awan panas guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan ribuan pengungsi tersebut saat ini ditampung di 12 tempat.
“Sebanyak 266 orang pengungsi kami tampung di lingkungan SDN 4 Supiturang, 79 orang di Masjid Supiturang, 70 orang di Masjid Nurul Jadid Pronojiwo, 217 orang di Balai Desa Oro-oro Ombo, 100 orang di SMPN 2 Pronojiwo, 119 orang di SDN 2 Sumberurip dan 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip,” kata Gatot dalam keterangan tertulis sebagaimana dikutip kantor berita Antara.
Selain itu sebanyak 131 orang pengungsi ditampung di Balai Desa Penanggal, 52 orang di Pos Gunung Sawu Candipuro, 216 orang di Balai Desa Pasirian, 150 orang di Lapangan Candipuro dan terbanyak 600 orang di Kantor Kecamatan Candipuro.
“Untuk layanan kesehatan kami siapkan tempat perawatan sementara rujukan di Puskesmas Pasirian, Tempeh, Penanggal dan Candipuro,” ujar dia.
Gatot memastikan para petugas masih terus melakukan proses pendataan para pengungsi guna memaksimalkan bantuan. (HUM/GIT)