SIDOARJO, Slentingan.com – Lapas Kelas I Surabaya berkomitmen menjalankan asta cita yang dicanangkan Presiden Prabowo. Salah satunya dengan meresmikan Galeri Hasil Karya WBP dan Klinik Pratama yang dirangkaikan dengan penanaman perdana program ketahanan pangan, Rabu, 27 November 2024.
Plt Dirjen Pemasyarakatan, Y Ambeg Paramarta hadir langsung untuk meresmikan dua sarana prasarana vital dan memimpin program ketahanan pangan yang menjadi prioritas dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Pol (HOR) Agus Andrianto itu.
“Harapan kami adalah agar kegiatan ini dapat menghasilkan output dan outcome yang bermanfaat bagi organisasi. Terutama untuk mendukung proses transformasi organisasi yang sedang berlangsung,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono.
Menurut Heni, Lapas Surabaya akan mengelola lahan yang selama ini tidak mendapat perhatian untuk menjadi lahan produktif pangan khususnya jagung dan sayuran. Total luas lahan yang akan dikelola sekitar 3.800 meter persegi.
“Lahan yang selama ini tidak difungsikan nantinya akan ditanami tanaman pangan seperti jagung dan sayuran,” terang Heni.
Dengan memanfaatkan lahan sebagai kebun jagung dan sayur, maka Lapas Surabaya nantinya dapat menjadi salah satu lembaga yang mampu mewujudkan swasembada pangan. Khususnya untuk ketahanan pangan bagi warga binaan dan pegawainya.
“Minimal dapat memenuhi kebutuhan dasar maupun dapat menjadi extra fooding atau makanan alternatif untuk warga binaan dan pegawai,” harap Heni.
Selain kebutuhan pangan, hal lain yang menjadi hak asasi bagi warga binaan di lingkungan Lapas Kelas 1 Surabaya yang dioptimalkan pemenuhannya adalah pemenuhan pelayanan kesehatan. Yaitu dengan melakukan transformasi klinik kesehatan menjadi open population.
“Klinik pratama yang ada, akan ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan membuka klinik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat di sekitar lapas,” sambung Heni.
Sebelumnya, pelayanan kesehatan di Lapas Surabaya dilaksanakan oleh Klinik Latubaya yang berada di dalam Lapas. Pelayanan kesehatan sudah berjalan sangat baik, ada beberapa hal yang kami tingkatkan kembali terutama pelayanan keanggotaan BPJS Kesehatan.
“Nah, dengan Peresmian Klinik Pratama Lapas Surabaya yang baru, keberadaan Klinik Pratama Lapas Surabaya yang terletak di luar lapas, diharapkan akan semakin mempermudah pelayanan kesehatan bagi anggota BPJS Kesehatan baik itu WBP, Petugas maupun warga di sekitar Lapas Surabaya,” jelasnya.
Menurut Heni, WBP yang sebelumnya telah terdaftar sebagai peserta BPJS, dapat memanfaatkan layanan BPJS di klinik lapas. WBP dapat mengubah faskes pertama yang terdaftar sebelumnya menjadi di klinik lapas. Keuntungan lainnya adalah, Klinik Lapas Surabaya akan mendapatkan dana kapitasi tiap bulannya sesuai jumlah peserta terdaftar.
“Lapas Surabaya masih menjadi satu-satunya lapas di Jatim yang punya fasilitas dan layanan yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan,” puji Heni.
Terakhir, Heni mengatakan bahwa saat ini Lapas Surabaya sudah memiliki beberapa produk unggulan yang merupakan hasil karya Warga Binaan. Sebagai upaya penguatan dan memberikan ruang yang lebih luas bagi karya warga binaan agar lebih dikenal oleh masyarakat, maka pihaknya mewujudkannya dalam bentuk Galeri hasil Karya warga binaan.
“Galeri ini bukan hanya sekadar tempat memamerkan hasil karya, tetapi juga simbol semangat dan kreativitas para warga binaan,” terang Heni.
Galeri hasil karya ini menampilkan berbagai produk kreatif warga binaan. Mulai kerajinan tangan, lukisan, perkebunan hingga produk meubel. Para warga binaan, lanjut Heni, telah membuktikan bahwa dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, mampu menghasilkan karya yang bernilai tinggi.
“Setiap karya diproduksi dengan keterampilan dan ketelitian tinggi, mencerminkan dedikasi dan usaha keras para pembuatnya, dalam hal ini warga binaan,” tambah Kalapas Surabaya, Jayanta.
Untuk itu, Jayanta berharap masyarakat yang hadir untuk membelinya, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial para warga binaan. Sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi warga binaan lapas.
“Galeri ini juga menjadi bukti bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik, asalkan diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat,” tutup Jayanta. HUM/CAK