SURABAYA, Slentingan.com — Kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu di Surabaya menyisakan luka, bukan hanya sosial, tapi juga fisik. Banyak fasilitas umum (fasum) yang semestinya bisa dinikmati, malah dirusak.
Dianataranya taman banyak rusak, pot bunga hancur, kursi-kursi besi hilang, hingga penutup saluran air lenyap. Fasilitas umum yang dibangun dari uang rakyat jadi korban aksi anarkis yang memalukan.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rachmawati, angkat bicara soal kerugian ini. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu laporan resmi dari dinas terkait, yang tengah melakukan inventarisasi kerusakan.
“Kami belum terima laporan final. Saat ini masih proses pendataan dan koordinasi antar dinas,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surabaya ini, Senin, 8 September 2025.
Perbaikan Harus Tepat Guna, Tanpa Pemborosan
Aning menegaskan bahwa DPRD mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk memperbaiki fasilitas yang rusak dengan prinsip kehati-hatian dan efisiensi anggaran. Ia mendorong pemanfaatan sumber daya internal agar biaya bisa ditekan seminimal mungkin.
“Tidak semua harus pakai anggaran baru. Kalau untuk taman, bisa manfaatkan pembibitan mandiri dari dinas. Itu hemat dan cepat,” tegasnya.
Menurutnya, besaran anggaran yang digunakan akan disesuaikan dengan skala kerusakan. Untuk kerusakan ringan, dana dari pos pemeliharaan rutin akan dioptimalkan.
Namun jika kerusakan bersifat berat dan mendesak, penggunaan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) bisa menjadi pilihan.
“Kalau menyangkut keselamatan publik, jangan tunda. Pakai BTT jika memang darurat, kecuali ada bantuan dari pusat,” katanya.
Namun lebih dari sekadar perbaikan fisik, Aning menekankan bahwa pencegahan dan kesadaran publik adalah senjata utama. DPRD mendorong Pemkot untuk mengaktifkan partisipasi warga dalam menjaga aset kota.
“Semua ini dibangun dari uang rakyat. Surabaya adalah rumah kita bersama. Ayo kita jaga sama-sama. Jangan tunggu rusak, baru ribut,” ujarnya tegas.
Sebagai langkah nyata, DPRD Surabaya akan menggerakkan seluruh anggotanya dalam masa reses untuk mengedukasi dan merangkul masyarakat secara langsung. Menurut Aning, semua partai sepakat: menjaga kota adalah tugas kolektif.
“Lewat 50 anggota dewan dan jaringan partai, kami akan memeluk warga. Ini bukan sekadar imbauan, tapi ajakan tulus untuk menjaga masa depan kota ini,” tutup Aning penuh semangat. HUM/BOY