SURABAYA, Slentingan.com – Lenny Jahya (64) kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dan perubahan sikap dari suaminya Samuel Suryadi tanpa alasan yang jelas sejak empat tahun yang lalu.
Hal ini membuat wanita paruh baya itu melaporkan pria yang sudah hidup selama 42 tahun bersamanya ke Polrestabes Surabaya. Hingga saat ini, Samuel telah dinyatakan sebagai tersangka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“Tidak ada apa-apa cari masalah. Saya pernah diusir dari rumah, dicekik, dilempar dari sofa,” ungkap Lenny.
Tak hanya dikasari, Lenny mengaku diceraikan sebanyak dua kali oleh Samuel. Gugatan pertama dilayangkan dua tahun yang lalu, kemudian dicabut.
Setelah enam bulan, Samuel kembali menggugat cerai Lenny di Pengadilan Negeri Surabaya. Meski begitu, Lenny tetap bertahan demi menjaga reputasi Samuel sebagai pengusaha.
Billy Handiwiyanto selaku pengacara Lenny menambahkan, bahwa Lenny sempat mengajukan banding untuk mempertahankan rumah tangganya.
“Laporan ini dibuat karena terpaksa. Bu Lenny masih berharap suaminya sadar dan bisa hidup bersama kembali,” jelas Billy.
Samuel juga pernah membobol pintu dapur rumah Lenny di Perumahan Dian Istana, Surabaya dan mengambil beberapa barang berharga Lenny seperti, piano dan tiga mesin cuci.
“Saya ketakutan, karena saya sendirian di Surabaya. Anak satu-satunya tinggal di Amerika,” kata Lenny.
Di sisi lain, pengacara Samuel Yafet Kurniawan membantah pernyataan Lenny mengenai penelantaran yang dilakukan oleh suaminya.
“Disebut menelantarkan, padahal selama ini Pak Samuel selalu mencukupi kebutuhan istri,” ungkap Yafet dikutip dari koran Jawa Pos edisi Sabtu (14/01/2023).
Yafet menyampaikan, bahwa kliennya sempat memberikan uang sebesar Rp 900 juta kepada Lenny sebelum dilaporkan. Menurut Yafet, Samuel juga selalu memenuhi kebutuhan seperti listrik dan air.
Dengan kasus ini, Samuel diwajibkan lapor dua kali dalam sepekan. Yafet merasa bahwa prosedur hukum tidak berjalan dengan benar.
“Kasihan. Kami juga ingin kepastian hukum. Kalau tidak cukup buktinya, kan seharusnya perkara dihentikan,” pungkasnya. (HUM/GIT)