DENPASAR, Slentingan.com
Dugaan pemukulan terhadap HK (tamu,red) dan JL alias Aw (manajer,red) di Restoran Bali Ocean Feast di Kawasan Pelabuhan Benoa, lantaran dipicu perkataan kotor yang keluar dari mulut HK. Saat itu, HK berada di restoran karena undangan JL untuk menghadiri acara Grand Opening Restoran Bali Ocean Feast.
Kronologisnya sebelum terjadi keributan, HK dan beberapa temannya datang ke restoran diduga sudah mabuk atau sudah dalam pengaruh minuman keras. Tak lama berselang datang juga lima orang wisatawan WNA, terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan.
Satu dari tiga perempuan itu berinisial BX. Sementara satu dari dua laki-laki adalah BF yang merupakan adik dari BX. Kelima orang itu datang untuk makan di restoran baru tersebut.
Baru saja tiba, HK menghampiri BX dan berjabat tangan dalam kondisi mabuk bertujuan untuk berkenalan. Anehnya, HK menggenggam tangan BX yang baru dikenalnya itu erat-erat berkali-kali sambil mengatai BX sebagai lo*te yang bisa dia beli.
Selain itu banyak kata-kata yang merendahkan martabat BX, tapi BX diam saja. BX tidak mengerti maksud HK seperti itu dan saat itu tidak mendengar kata kasar itu karena suara musik yang keras.
“Dia kenalan dan jabat tangan sebanyak tiga kali. Pada saat itu dia bilang BX sebagai “ayam”. “Ayam” konotasinya dalam bahasa Mandarin artinya lo*te. HK juga bilang kalo BX itu manusia yang bisa dia beli. Kata “ayam” itu sama saja menghina BX sebagai Pecun. Di KBBI tidak ada kata pecun. Namun Pecun itu artinya lo*te atau wanita tunasusila,” ungkap EA Siregar, penasehat hukum BX kepada wartawan, Minggu (26/3/2023).
BF yang melihat kakaknya diperlakukan seperti itu lalu menghampiri HK untuk menyuruhnya minta maaf kepada kakaknya, namun HK tidak mau meminta maaf malah semakin berkata kasar.
Setelah kejadian itu, BX dan rombongannya pulang karena khawatir akan terjadi keributan. Saat berada di dalam mobil tiba-tiba BX menangis dan menceritakan kejadian itu kepada adiknya BF, bahwa dirinya dikatai lo*te dan bisa dibeli oleh orang yang baru dikenalnya yaitu HK.
Merasa kakak perempuannya tersakiti oleh perkataan HK itu, BF kembali lagi ke restoran hendak menemui HK agar meminta maaf kembali kepada BX.
Sampai di depan restoran, BF turun dari mobil langsung menghampiri HK untuk minta maaf atas kesalahannya. Sayangnya, HK tidak mau meminta maaf dan memaki-maki BF dan BX.
“Siapa yang tidak sakit hati kalau kakak atau adiknya apalagi perempuan dikatai kasar seperti itu ? Disuruh minta maaf tidak mau. Karena tidak mau minta maaf, BF marah dan memukul HK. Pada saat terjadi keributan, JL yang merupakan manajer restoran melihat temannya HK berkelahi langsung keluar untuk melindungi HK hingga terkena pukulan juga. Setelah beberapa hari kemudian JL lapor polisi dan berhenti bekerja sebagai manajer Restoran Bali Ocean Feast,” ungkap Siregar.
Sebelum akhirnya BF dilaporkan ke Polsek Kawasan Pelabuhan Benoa. Padahal kedua belah pihak berdamai secara lisan langsung di Restoran Bali Ocean Feast. BF tak menyangka dirinya dilaporkan ke polisi atas dugaan penganiyaan dan pengerusakan.
Mengetahui dirinya dilaporkan ke Polisi oleh HK dan JL, lalu BX melaporkan HK juga ke Polsek Kawasan Pelabuhan Benoa atas dugaan pelecehan dan penghinaan.
“Sudah sempat jabatan tangan tanda damai di malam kejadian. Pada saat itu JL bilang dia yang mendamaikan mereka. Tiba-tiba JL melalui kakaknya RA melaporkan kejadian itu, karena merasa kena pukul dan langsung berhenti kerja di Restoran Bali Ocean Feast tanpa alasan yang jelas,” pungkas EA Siregar.
Dari kejadian pengeroyokan itu, kakak dari JL, RA membuat laporan ke Polsek Pelabuhan Benoa. Dalam laporan dengan nomor Dumas/04/11/2023/Bali/Resta Dps/Sek. Kwsn Pel.Benoa, RA melaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan. (HUM/CAK)