SURABAYA, Slentingan.com
Tim pengawasan orang asing (timpora) Kota Surabaya menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (4/10/2021). Kegiatan untuk meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing (WNA) yang tinggal di Indonesia khususnya Kota Surabaya ini, dibuka Kabid Inteldakim, Fajar Maula.
“Rapat koordinasi ini bagian dari peningkatan pengawasan terhadap warga negara asing (WNA) di Kota Surabaya. Bersama tim ini, kita mengajak untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam hal pengawasan dan pelaporan keberadaan orang asing,” ujar mantan Kasi Intelijen Kanim Jakarta Pusat ini.
Selain itu, lanjut Fajar, dengan rakor Timpora diharapkan setiap orang asing yang melakukan perubahan baik alamat, status, dan lain-lain wajib melaporkan kepada keimigrasian.
“Dengam saling memberikan informasi keberadaan orang asing, akan memudahkan dalam pengawasannya,” pungkas Fajar.
Di sela berlangsungnya rakor, sebagian Timpora bergerak untuk melakukan pengawasan di dua lokasi yang mempekerjakan orang asing. Yakni Merlion School HR Muhammad dan pabrik keramik Platinum Karangpilang.
Anggota tim gabungan terdiri dari jajaran Inteldakim Kanimsus Surabaya, TNI, Polri, Pemkot Surabaya, dan unsur terkait ini melakukan pengecekan dokumen orang asing yang bekerja di perusahaan atau sekolah tersebut.
Di sekolah Merlion misalnya, operasi yang digawangi pejabat imigrasi, Renza ini, mengecek 13 izin yang dimilikki pengajar sekolah tersebut bersama petugas Dispenduk Surabaya dengan disaksikan unsur Timpora dari TNI dan Polri.
Di sekolah ini, para pengajar berasal dari Taiwan, Philiphina, Italy, dan Cina ini, tidak ada di lokasi. Saat ini para pengajar banyak yang pulang ke negara asal karena pandemi Covid-19. Mereka memilih mengajar murid melalui virtual.
“Setelah kita cek, para pengajar ini izinnya komplit. Ada satu, dokumen milik salah satu pengajar yang saat ini masih dalam proses perpanjangan ijin tinggal terbatas, Kitas. Saat ini masih dalam proses,” ujar Renza.
Begitu juga dengan anggota Timpora yang menuju lokasi pabrik keramik, pejabat imigrasi Tirta yang memimpin operasi gabungan juga tidak menemukan pelanggaran.
Untuk diketahui, rakor ini dihadiri oleh 62 undangan dari kepala dinas OPD Pemkot Surabaya, komandan rayon militer (Kodim), kepolisian, dan camat-camat di Surabaya. (git/cak)