SURABAYA, Slentingan.com – Sutarjo, akhirnya menyerahkan diri ke Kejaksaan Negeri Surabaya, setelah dinyatakan masuk dalam DPO (daftar pencarian orang). Ia mendatangi kejaksaan di kawasan Sukomanunggal, Surabaya, pada Jumat (24/3/2023).
Kepala Seksi Intelijen Kejari Surabaya Putu Arya Wibisana, SH., MH menjelaskan, terpidana kasus pemalsuan surat ini telah dieksekusi sejak Oktober 2021.
“Yang bersangkutan dinyatakan sebagai terpidana yang masuk dalam DPO Kejari Surabaya sejak Oktober 2021 lalu. Tadi siang, Sutarjo menyerahkan diri ke Kejari Surabaya,” ujar Putu Arya Wibisana dalam keterangan tertulis, Jumat (24/3/2023).
Selanjutnya terpidana diamankan terlebih dahulu di ruangan Seksi Intelijen untuk menunggu jaksa eksekutor datang melakukan eksekusi. Pada saat dilakukan pemeriksaan, terpidana mengaku selama ini kerap berpindah ke berbagai kota seperti Nganjuk, Kediri, Bandung, Jakarta dan Semarang untuk menghindari kejaran Tim Tangkap Buron Kejari Surabaya. Bahkan Sutarjo rela tidak pulang ke rumah sama sekali agar tidak tertangkap.
“Ia menyerah karena selalu merasa ketakutan dan tidak bisa tidur selama dalam pelarian. Bahkan uniknya, terpidana sampai memohon kepada Tim Tangkap Buronan Kejari Surabaya agar segera dilakukan eksekusi,” sambung Putu Arya Wibisana.
Putu menambahkan, sebelumnya Tim Tangkap Buron Kejari Surabaya telah melakukan pencarian di beberapa tempat yang diduga menjadi tempat persembunyian pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengacara tersebut. Diantaranya di Surabaya, Sidoarjo dan Batu, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan terhadap terpidana sudah dilakukan tindakan pencegahan paspor agar tidak dapat melarikan diri ke luar negeri.
Kasi IntelijenPutu Arya Wibisana juga berpesan kepada buronan yang masih bebas berkeliaran agar segera menyerahkan diri atau selalu hidup dalam perasaan ketakutan karena Tim Tangkap Buronan Kejari Surabaya akan terus melakukan upaya pencarian, pengejaran dan penangkapan terhadap terpidana.
Seperti diketahui sebelumnya, Sutarjo dan koleganya Sudarmono divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim Mahkamah Agung RI dan saat ini sudah dilakukan eksekusi oleh Jaksa Eksekutor di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong Sidoarjo untuk mejalani masa pidananya. (HUM/CAK)