DENPASAR, Slentingan.com – Dua warga negara asing (WNA) asal Ghana yang telah melebihi izin tinggal keimigrasian (overstay), dipulangkan ke negara asal oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, Kemenkumham Bali.
Dua WNA itu adalah AJK (27) dan JS (31). Keduanya tinggal di Indonesia dengan menggunakan izin bebas visa kunjungan (BVK). Mereka diamankan tim Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Imigrasi Denpasar dari kostnya di Bali.
Kepala Kantor Imigrasi Denpasar, Tedy Riyandi mengatakan, penangkapan terhadap kedua WNA tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat.
“Kami mendapatkan laporan dari warga terkait keberadaan warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar yang diduga sudah tidak memiliki izin tinggal keimigrasian (overstay),” ujar Tedy didampingi Kasi Inteldakim Yudhistira Yudha saat jumpa pers, Kamis (8/12/2022).
Kronologisnya, Selasa (6/12/2022) pukul 08.00 WITA, tim inteldakim Kantor Imigrasi kelas I TPI Denpasar melakukan pengawasan keimigrasian menindaklanjuti laporan masyarakat yang telah dilaporkan sebelumnya.
“Dari hasil pengawasan keimigrasian, ditemukan bahwa terdapat dua warga negara asing yang sudah tidak memiliki izin tinggal keimigrasian,” sambung alumni Akademi Imigrasi (AIM) angkatan ke-VIII ini.
Sekadar diketahui, dari hasil pemeriksaan diketahui jika AJK izin tinggalnya berlaku sejak 21 Februari 2019 s/d 22 Maret 2019. Sedangkan JS izin tinggalnya berlaku sejak 11 September 2019 s/d 10 Oktober 2019.
Kedua Orang Asing tersebut masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan menggunakan Bebas Visa Kunjungan (BVK). Dan sejak tahun 2019, AJK telah overstay selama 1358 hari dan saudara JS overstay selama 1183 hari.
“Selama berada di Indonesia, mereka berada di Jakarta, Solo Jawa tengah dan Bali. Kedua datang ke Bali sejak Oktober tahun 2022,” bebernya.
Bahwa Kedua Orang Asing tersebut masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan Bebas Visa Kunjungan (BVK).
Kedua WNA tersebut diamankan di dua tempat berbeda. AJK diamankan di Griya Maharani residence kost Jalan Raya Pemogan, Denpasar Selatan. Sedang JS diamankan di Casa Lotus Resident, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali
Selama berada di Indonesia melakukan kegiatan membeli barang berupa pakaian dan sepatu yang dikirim ke negaranya serta melakukan tindakan penipuan terhadap sesama WNA melalui facebook (media sosial) dengan meminta sejumlah uang senilai Rp 1 juta hingga Rp 5 juta yang dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
Atas perbuatan itu, mereka dikenakan Pasal 78 ayat (3) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Bahwa orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin tinggal dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan.
Namun, kedua Warga Negara Asing tersebut belum dapat menyiapkan tiket kepulangan kembali ke negaranya serta kepengurusan Dokumen Perjalanannya, sehingga Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar menempatkan kepada yang bersangkutan di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
“Kami mengimbau kepada masyarakat di seluruh wilayah Provinsi Bali agar proaktif memantau dan melaporkan berbagai jenis pelanggaran atau patut diduga melanggar aturan yang dilakukan oleh Warga Negara Asing kepada pihak yang berwenang sehingga dapat diambil tindakan tegas,” beber Tedy.
Ia mengimbau kepada seluruh WNA yang berkunjung ke Bali agar selalu berperilaku tertib dengan menghormati hukum dan Nilai Budaya Masyarakat Bali karena setiap pelanggaran akan ditindak tegas demi menegakkan kehormatan dan kewibawaan Negara dihadapan Dunia.
“Silahkan datang ke Pulau Bali dan nikmati segala keindahan Alamnya namun dengan tetap mengikuti aturan yang berlaku,” pungkasnya. (HUM/CAK)